Dalam kitab suci Al-Qur’an, Surah Al-Fil ayat
(4), Allah SWT menyebutkan bahwa burung Ababil diutus oleh Allah SWT untuk
menghancurkan kawanan tentara (dalam tafsir disebutkan bahwa kawanan tentara
itu adalah pasukan Abrahah yang menyerang kota Mekkah dan berniat menghancurkan
Ka’bah).
Dalam surah tersebut, dinyatakan bahwa burung
Ababil melempar batu dari SIJJIL ke kawanan tentara penyerang, sehingga kawanan
tentara itu hancur luluh bagaikan daun-daun yang hancur dimakan ulat.
Seperti apakah batu SIJJIL ini? Tentu hanya
Allah SWT yang Maha Mengetahui. Ibnu Abbas dan ahli tafsir lainnya mengatakan
bahwa batu Sijjil itu adalah batu yang berasal dari tanah (thin) yang mengeras.
Ikrimah (seorang ahli tafsir) mengatakan bahwa ketika tentara itu terkana batu
Sijjil, badan-badan mereka melepuh seperti orang yang terserang cacar yang
sangat parah. Ahli tafsir lain seperti Ibnu Zaid, Said bin Abi Hilal dan
lainnya mengatakan bahwa batu SIJJIL itu merupakan batu dari langit. Wallahu
A’lam.
Nah, terlepas dari ikhtilaf tafsir di atas,
baru-baru ini seorang pria asal Saudi Arabia mengaku memiliki sebuah batu jenis
SIJJIL tersebut! Pria bernama Shalih Masfar al-Ghamidi mengaku menemukan batu
yang sudah berumur 1442 tahun tersebut di sebuah kawasan di Saudi Arabia.
Sebuah lembaga di Mesir sudah menawar batu bersejarah itu seharga 4 juta US
Dollar, tapi Shalih menolaknya. Ia hanya bersedia memperlihatkan foto-fotonya
saja.
Shalih mengatakan kepada harian Sabq: “Saya
menemukan batu Sijjil ini yang berbobot 131 gram. Pada batu tersebut terlihat
ada semacam gambar kawanan burung dan gajah”.
Shalih menambahkan: “Saya menemukan batu ini
pada tahun 1431 H yang lalu di sebuah kawasan lembah bernama Wadi Jarab yang
terletak di Provinsi al-Aqiq (Saudi Arabia). Di lembah inilah dulunya Abrahah
dan tentaranya pernah menetap beberapa lama”.
Ini dia fotonya:
Batu Sijjil yang dilempar oleh
burung Ababil, ditemukan oleh Salih Masfar al-Ghamidi, benarkah??
Pengakuan Shalih ini tentu saja mengundang
penasaran banyak orang. Tapi tak sedikit juga yang tak percaya. Wallahu
A’lam. (dari http://putramelayu.web.id)