Sedekah
adalah salah satu amalan unggulan yang disunnahkan oleh Rasulullah Saw. Sedekah
merupakan amalan yang digaransi oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dengan
balasan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Sedekah memiliki manfaat yang
besar dalam menunjang perjuangan Islam. Dalam banyak riwayat disebutkan, banyak
orang yang terselamatkan dari api neraka sebab sedekah sederhana yang dilakukan
dengan ikhlas.
Di
dalam buku “Mizan, Jurus Jitu Memperberat Timbangan Amal”, Dr Muhammad bin
Ibrahim an-Nu’aim menyebutkan tujuh sedekah paling utama yang bisa memperberat
timbangan amal kebaikan seseorang.
Pertama,
sedekah saat sehat dan sangat menghendaki harta
Seorang
laki-laki mendatangi Rasulullah Saw. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, laki-laki
itu bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?”
“Kamu
bersedekah saat sehat,” jawab Rasulullah, “dan saat kamu benar-benar
menghendaki harta itu,” lanjut Rasulullah Saw dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad ini, “ketika kamu takut menjadi fakir dan sangat mengharapkan
menjadi kaya.”
Rasulullah
Saw melanjutkan dalam sabdanya yang diriwayatkan pula oleh Imam al-Bukhari dan
Muslim ini, “Jangan menundanya sampai menjelang kematian, lalu,” pungkas
Rasulullah Saw dalam hadits yang dibawakan pula oleh Imam Abu Dawud dan Nasa’i
ini, “kamu berkata, ‘Bagi si Fulan seperti ini, yang lain seperti ini.’”
Kedua,
sedekah dari harta pribadi untuk orang fakir
Di
antara hikmah melakukan sedekah adalah mendahulukan orang lain terkait
kebutuhan duniawi. Sedekah juga bisa melatih sikap agar seseorang tidak
mendewakan harta dengan menumpuknya.
“Sebaik-baik
sedekah,” sabda Rasulullah Saw, “adalah yang berasal dari kekayaan,” demikian
disampaikan dari Abu Hurairah. Rasulullah Saw melanjutkan sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam al-Bukhari, Muslim dan Nasa’i, “Mulailah
dengan orang yang fakir.”
Menjelaskan
hadits ini, Dr Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim mengatakan, “Sedekah yang paling
utama adalah sedekah yang dikeluarkan setelah mencukupi kebutuhan.” Lanjut
ulama’ asal Mesir ini, “Bagi orang fakir, sedekah dilakukan sesuai
kesanggupannya,” sehingga, “tidak menjadikan ia membutuhkannya selepas
bersedekah.”
Sedekah,
meski merupakan amalan unggulan, hendaknya tidak memberatkan pelakunya. Sedekah
sebagai salah satu bentuk amalan terkait harta harus dilakukan sesuai prioritas
hukum. Yakni mengutamakan yang wajib, kemudian menambahkan dengan yang sunnah.
[Pirman]
Ketiga, sedekah orang yang sedikit hartanya
Abdullah
bin Habsyi al-Khats’ami menyampaikan sebuah hadits panjang tentang amalan yang
paling utama, shalat yang paling utama, hijrah, jihad dan kematian yang paling
mulia.
Hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Hibban ini
menyebutkan, tatkala Rasulullah ditanya sedekah apa yang paling utama, beliau
menjawab, “Ketekunan orang yang sedikit hartanya.”
Menerangkan
hadits mulia ini, al-Hasan mengetengahkan sebuah riwayat tentang laki-laki yang
mendatangi Utsman bin ‘Affan. Dengan lugu, laki-laki itu berkata kepada
Khalifah ketiga kaum muslimin ini, “Kalian pergi dengan membawa kebaikan, wahai
para pemilik harta. Kalian bersedekah, memerdekakan budak, berhaji dan
berinfaq.”
Sosok
yang juga menjadi menantu Rasulullah Saw sebanyak dua kali ini menjawab seraya
memotivasi, “Kalian menginginkan seperti kami, kami pun menginginkan seperti
kalian.” Lanjut sahabat Rasul yang juga dua kali berhijrah ini, “Demi Allah
Ta’ala, satu dirham yang yang diinfaqkan seseorang dengan sungguh-sungguh lebih
baik dari puluhan dirham yang diberikan tanpa kesungguhan.”
Keempat, sedekah kepada kerabat yang membenci
Sedekah
disyariatkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an kepada keluarga dan kerabat
terdekat. Bermula dari istri, anak-anak, orang tua, saudara kandung, tetangga
dan seterusnya. Syariat ini memiliki hikmah yang amat besar.
Dengan
demikian, keluarga dan orang-orang terdekat tidak akan mengalami kekurangan
tatkala ada salah satu anggota keluarganya yang kaya raya. Sebab anggota yang
kaya raya itu akan mendistribusikan sedekahnya kepada orang-orang dan keluarga
terdekatnya.
“Seorang
laki-laki mendatangi Rasulullah Saw,” ujar Hakim bin Hazm, “Ia bertanya kepada
beliau tentang sedekah yang paling utama.” Rasulullah Saw pun menjelaskan,
“Sedekah kepada kerabat yang menyimpan kebencian.”
Inilah
di antara mulianya Islam. Bahkan kepada kerabat yang membenci, Islam
memerintahkan kepada umatnya agar bersedekah kepada kerabat tersebut. Di antara
hikmahnya, dengan sedekah yang diberikan itu, kerabat yang membenci akan
dilunakkan hatinya sehingga memberikan pemaafan yang berarti mewujudkan
persatuan dan kesatuan umat.[Pirman]
Kelima, sedekah yang bersifat investasi
Sedekah
dalam bentuk investasi memiliki keutamaan tersendiri. Pelaku sedekah akan
senantiasa mendapatkan aliran pahala, meski ia telah wafat, selama apa yang
disedekahkan itu masih dimanfaatkan untuk kepentingan umat.
Sa’ad
bin Ubadah mendatangi Rasulullah Saw. Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, ibuku
telah meninggal dunia. Apakah sedekah yang paling utama?” Rasulullah Saw
menjawab, “Air.” Kemudian Sa’ad bin Ubadah menggali sumur, dan berkata, “Ini
milik Ummu Sa’ad.”
Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban ini, Sa’ad bin Ubadah bersedekah atas nama ibunya dengan sumur yang
airnya bisa dimanfaatkan oleh kaum muslimin sepanjang waktu.
Keenam, sedekah dengan bahan kebutuhan pokok
Diriwayatkan
oleh Imam Baihaqi dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada
sedekah yang pahalanya lebih besar daripada sedekah dengan air.”
Air
adalah salah satu kebutuhan pokok umat manusia. Selain sebagai komponen utama
tubuh manusia, air juga berperan penting dalam membantu aktivitas sehari-hari
seperti mencuci, bersuci, bercocok tanam, dan sebagainya. Selain itu, air juga
bermanfaat bagi semua jenis hewan dan tumbuhan.
Ketujuh, sedekah untuk kepentingan perjuangan di jalan Allah
Dari
Abu Umamah, Rasulullah Saw bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah naungan
tenda di jalan Allah Ta’ala,” lanjut Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Ahmad ini, “dan penyedia pelayan di jalan Allah Ta’ala.” Selain itu,
“Menyediakan unta di jalan Allah Ta’ala,” pungkas Rasulullah Saw sebagaimana
diriwayatkan pula oleh Imam Tirmidzi dan Hakim.
Kepentingan
yang dibutuhkan dalam jihad di jalan Allah Ta’ala amat banyak jumlahnya. Mulai
dari persenjataan dan kendaraan hingga penyedia air minum dan tenaga medis bagi
pasukan yang terluka. Selain itu, bagi yang tidak bisa pergi ke medan jihad
lantaran sakit menahun atau alasan syar’i lainnya, bagi mereka tetap terbuka
peluang untuk ikut serta dalam jihad dengan memberikan infaq terbaiknya.
Semoga
Allah Ta’ala kurniakan kekuatan kepada kita untuk melakukan semua jenis sedekah
yang paling utama ini. Aamiin.[Pirman]
Sumber
: kisahikmah.com