Soekarno
meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat
menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu
merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan
diberikan sebagai gantinya.
Siapa Imam Al Bukhari? Bagi orang muslim
tentunya nama ini tidak asing lagi, karena Imam Al Bukhari adalah ahli hadits.
Dia salah satu alim ulama yang mengumpulkan semua hal yang berhubungan dengan
apa yang pernah Nabi Muhammad SAW lakukan. Dan hadits yang dikumpulkan oleh
Imam Al Bukhari diyakini sebagian besar adalah hadits yang shahih dalam bukunya
yang berjudul Shahih Bukhari.
Kebesaran nama mantan presiden Indonesia pertama Ir Soekarno tak pernah lenyap
dimakan jaman baik di negeri sendiri ataupun di luar negeri, terutama di daerah
Eropa Timur. Di bekas negara pecahan Uni Soviet, yaitu negara Uzbekistan, nama
Ir Soekarno sangat dihormati, jika orang Indonesia (muslim) datang berkunjung
ke Uzbekistan sempatkan diri untuk mengunjungi Makam Imam Bukhari salah satu
ahli hadits nabi muhammad SAW maka akan diberi keistimewaan, orang Indonesia
akan diizinkan masuk ke bagian dasar bangunan yang merupakan tempat jasad Imam
Bukhari disemayamkan.
Makam Imam Bukhari tertutup untuk umum, tetapi kalau ada orang indonesia datang
pintu makam akan dibukakan dan persilahkan masuk, hal ini dikarenakan Ir
Soekarno merupakan orang yang melakukan pemugaran dan merenovasi tempat itu,
sehingga semua orang Indonesia diberi keistimewaan di tempat itu.
Ekspedisi Tim Fas-tron Europe-Asia Metro
TV Expedition 2011
SAAT itu. Jumat (25/11), tim ekspedisi tengah melintas Kota Samarkand,
Uzbekistan, dalam perjalanan menuju Turkmenistan. Langit sudah gelap.
Kompleks makam Imam Bukhari yang megah terlihat laksana istana raja. Penerangan
di sana seadanya karena sudah tidak ada lagi peziarah yang berkunjung.
Imam Bukhari ialah seorang pengumpul hadis sahih Nabi Muhammad SAW. Makamnya
terletak di Samarkand, Uzbekistan. Tim Fas-tron Europe-Asia Metro TV Expedition
2011 mendapat kesempatan langka berziarah ke sana, bahkan langsung masuk ke
ruang bawah tanah tempat jenazah Imam Bukhari bersemayam. Padahal biasanya para
peziarah yang berasal dari berbagai suku bangsa hanya boleh masuk sampai ruang
atas kompleks permakaman.
Kompleks serta-merta menjaditerang benderang kala perwakilan ekspedisi menemui
pengelola makam dan mengungkapkan bahwa rombongan berasal dari Indonesia dan ingin
berziarah.
Tak
lama kemudian, Rahmatullo Sultonov, juru kunci makam yang berjilbab, hitam,
keluar dari bangunan dan langsung mengarah ke ruang bawah tanah makam Imam
Bukhari. Anggota ekspedisi diminta melepaskan sepatu sebelum masuk ruangan yang
beralaskan karpet warna hijau tersebut.
Ruangan
berdinding batu bata itu mampu menampung sekitar 10 orang, dilengkapi bangku
untuk para peziarah. Makam ada di tengah ruang, berselimutkan kain hitam,
bertulisan Arab warna kuning. Nuansa begitu khidmat saat berada di sana.
Setelah mengajak anggota tim ekspedisi untuk membaca beberapa surah pendek
Alquran, Rahmatulloberkisah, kompleks permakaman Imam Bukhari tidak mungkin
seindah dan semegah itu tanpa peran Soekarno, presiden pertama Republik
Indonesia.
Ketika Uzbekistan masih termasuk Uni Soviet, Soekarno-dalam sebuah kunjungan
kenegaraan ke Uni Soviet pada 1959-pernah meminta petinggi Partai Komunis untuk
mencarikan makam orang suci Islam yang sangat terkenal bernama Imam Bukhari.
Setelah tiga hari pencarian, makam Imam Bukhari ditemukan. Soekarno naik kereta
dari Moskow ke Samarkand, tempat Bukhari meninggal dunia dan jenazahnya
dimakamkan sekitar tahun 870.
Beliau
tiba pada malam hari dan langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak
tidur, lanjut Rahmatullo
seperti diterjemahkan Temur Mirzaev, rekanan Kedutaan Besar Republik Indonesia
sekaligusdosen bahasa Indonesia di Institute of Oriental Studies, Tashkent.
Saat
ditemukan, makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni
Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam
dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga
makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai
gantinya.
Bangsa Indonesia sangat berjasa bagi keberlangsungan makam Imam Bukhari.
Sebenarnya makam sudah tutup untuk pengunjung karena hari sudah malam. Tapi,
karena orang Indonesia yang datang, makanya dibukakan, tutur Temur.
Juru kunci menutup ziarah dengan doa dan suasana pun mendadak hening. Dalam doanya,
ia berharap perjalanan tim ekspedisi sukses dan selamat sampai tujuan.
Bung Karno Mencari Makam Imam Bukhori
DI Tashkent tidak ada jalan bernama Bung Karno. Tapi bukan berarti rakyat
Uzbekistan ini tidak mengenal presiden pertama Republik Indonesia itu.
Tidak banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam Al Bukhari,
seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW. Begini ceritanya. Tahun 1961 pemimpin
tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet
Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno ke Moskow. Kayaknya
Khrushchev hendak menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang
Uni Soviet.
Karena bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow.
Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita
adalah rakyat. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam situasi yang
tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan oleh
negara mana pun.
Bung
Karno mengajukan syarat. Kira-kira begini kata Bung Karno, Saya mau datang ke
Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak.
Khrushchev balik bertanya, Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?
Bung Karno menjawab, Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin
menziarahinya.
Jelas
saja Khrushchev terheran-heran. Siapa lagi ini Imam Al Bukhari. Dasar orang
Indonesia, ada-ada saja. Mungkin begitu sungutnya dalam hati. Tidak mau
membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan
makam dimaksud. Entah berapa lama waktu yang dihabiskan anak buah Khrushchev
untuk menemukan makam itu, yang jelas hasilnya nihil.
Khrushchev
kembali menghubungi Bung Karno. Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil
menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat
Anda?
Bung
Karno tersenyum sinis. Kalau tidak ditemukan, ya udah, saya lebih baik tidak
usah datang ke negara Anda.
Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah.
Khrushchev balik kanan, memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung
menangani masalah ini. Nah, akhirnya setelah bolak balik sana sini, serta
mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak
buah Khrushchev menemukan makam Imam kelahiran Bukhara tahun 810 Masehi itu.
Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat.
Imam Al Bukhari yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di Indonesia itu
dimakamkan di Samarkand tahun 870 M.
Khrushchev memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik
mungkin.
Selesai renovasi, Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi
pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil. Sambil tersenyum Bung Karno
mengatakan, Baik, saya datang ke negara Anda. Setelah dari Moskow, tanggal 12
Juni 1961 Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang
menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent.